Kamis, 18 Agustus 2011

CINTA GITU HLO !

“Biarkan ini menjadi cinta, jika segenap rasaku dan rasamu yang berbicara. Biarkan ini menjadi nyata, jika ini adalah hatiku dan hatimu yang jadi jembatannya”

Awalnya, semua terasa biasa saja. Kadang, aku memperhatikanmu dari balik dunia maya yang tak tersentuh dan tak terjamah. Sikapku tak lebih, hanya rasa kekaguman biasa yang tak harus memunculkan alasan dan tanda tanya.

Tapi, sejak peristiwa itu, semua berubah. Hanya dengan sapa yang teretas dari mahluk tak bersuara bernama “facebook” itu, kau dan aku tiba-tiba menjadi dekat. Seberapa kuatkah kata “HEY” itu? 1 kata, 3 huruf, tapi bisa mendekatkan aku dan kamu dalam suatu lingkup sempurna bernama cinta. Apa aku terlalu tergesa-gesa untuk menyebutnya cinta? Setidaknya, itulah rasa yang pertama kali aku rasakan padamu sejak percakapan itu. Seperti mercon lebaran yang diledakan di alun-alun selatan, di bawah sinar rembulan, diiringi suara kendaraan yang lalu-lalang, perasaan campur aduk yang bahkan tak bisa aku persepsikan.

Bagaimanakah dengan perjumpaan nyata? Aku tentu merindukanmu, walaupun perkenalan kita berjalan dengan singkat dan instan. Dengan segala kemampuanmu menjentikan jemarimu di keyboard laptop, aku terpikat dan terjerat. Inikah jebakan yang tak sengaja kau ciptakan untuk mengurungku dalam damba semu? Kita berfantasi, seandainya aku dan kamu bisa saling menyentuh dan saling mengenggam tangan, mengisi celah-celah kecil jemarimu lalu kita melihat bulan, sungguh tak adil jika semua itu hanya angan-angan.

Seandainya kamu berada disini, seandainya kotamu tak berjarak ratusan kilometer dari sini, tentu kita bisa segera bertemu, tanpa harus berfantasi dan bermimpi. Melihat matahari terbit dan terbenam, bernyanyi diiringi suara gitarmu dan nada-nada hujan yang hanya bisa didengar oleh aku dan kamu, melihat bintang yang berteman dengan bulan, lalu saling berpeluk saat dinginnya hujan.

Tuhan, lirikanlah mataMU pada kisah aku dan dia. Biarkan dia mengendap-endap berlari dari khayalanku lalu memasuki dunia nyataku. Walaupun sebenarnya, aku benci jatuh cinta, terutama dengan dia yang tak pernah kusentuh wajahnya. Saat jantungku harus berdegup kencang karena sapa mayanya, saat mataku rela tak terpejam hanya untuk membalas pesan singkatnya. Tapi, dibalik perasaan canggung, malu, dan rindu itu, aku temukan BAHAGIA :) Sesuatu yang belum tentu dapat diciptakan Einstein dengan kemampuan 10% otaknya, itulah cinta, yang membuat aku rela menatap handphone berjam-jam hanya untuk menunggu kabar darinya :D

#DearYou seseorang yang tak tersentuh tapi ada, seseorang yang tak terlihat tapi menghasilkan rindu :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar